TRAGEDI ATAU SOLUSIKAH STUDENT LOAN UNTUK INDONESIA



Bukan hal baru lagi bahwa inflasi akan terus ada disetiap tahun, menjadi pemicu kenaikan biaya-biaya disetiap sektor kehidupan. Termasuk biaya pendidikan yang menjadi penyebab jeritan para orang tua karna harganya yang makin melejit. Setiap orang tua pasti menginginkan hal yang terbaik untuk buah hatinya terutama dalam hal pendidikan, tidak peduli berapapun harga yang harus dibayar mereka akan mengupayakan pendidikan terbaik untuk buah hatinya tapi tentunya hal itu harus disesuaikan dengan kemampuan mereka. Tidak banyak pula orang tua yang tidak mampu mengantarkan anaknya untuk memperoleh jenjang pedidikan yang lebih tinggi karna biaya, bahkan ekstrimnya banyak orang tua di Indonesia yang rela kesana kemari meminjam uang agar buah hatinya bisa pergi ke jenjang pedidikan yang lebih tinggi.
Melihat kenyataan tersebut pemerintah tidak tinggal diam, bahkan pada 15 Maret 2018 Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas di Kantor Presiden mencetuskan rencana program pinjaman dana pendidikan atau Student loan dengan melibatkan berbagai institusi perbankan. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki taraf pendidikan di dalam negeri dengan meningkatkan angka pendidikan tinggi. Berkutat dari berita tersebut menimbulkan sebuah pertanyaan dalam pundak kita, apakah student loan ini akan menjadi solusi atau justru menjadi sebuah tragedi bila diterapkan di Indonesia?
Sesungguhnya student loan bukanlah persoalan baru bagi Indonesia, tercatat Indonesia pernah menerapkan program student loan pada masa orde baru namun hasilnya banyak dari kredit tersebut yang macet karna banyaknya peminjam yang tidak kunjung mendapatkan pekerjaan setelah menamatkan pendidikannya. Bila kita lihat angka penyerapan angkatan kerja di Indonesia sampai saat ini selalu berfluaktuasi begitu pula dengan tingkat pengangguran tahun ini yang didominasi oleh lulusan SMK, Diploma dan Sarjana. Hal ini membuktikan apabila studi loan diberikan dikhawatirkan akan timbul banyaknya kredit macet dikarenakan tidak sebandingnya lapangan pekerjaan yang disediakan dengan tingkat kelulusan tiap tahunnya.
Bahkan di Amerika yang termasuk negara maju saja dianggap masih gagal dalam menerapkan sistem student loan seperti dilansir dari New York Federal Reserve di Amerika yang menyatakan hutang biaya pendidikan sudah menjadi hutang konsumen tertinggi kedua setelah Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hutang ini sudah semakin besar dan dikategorikan menjadi masalah serius yang semakin memburuk karna banyaknya mahasiswa yang tidak sanggup membayar pinjamannya dikarenakan meroketnya biaya pendidikan tiap tahun dan bunga yang diberikan dengan tenggat waktu singkat yang ditentukan perbankan dimana pendidikan saat ini berorientasi secara komersil begitu pula perbankan pastinya tidak ingin dirugikan. Tapi tidak menutup kemungkinan sistem student loan ini bisa menjadi solusi bila kita lihat negara Australia berhasil menerapkan sistem student loan karena memiliki mekanisme yang tidak bermasalah bagi peminjamnya seperti tidak diharuskan membayar bila gajinya masih belum mencukupi $40.000 dan ambang pembayaran 4% dari pendapatan mereka dengan memberikan jangka waktu pelunasan yang panjang. Jangan sampai kejadian yang terjadi di AS menjadikan student loan tragedi untuk Indonesia. Oleh karena itu dengan mekanisme yang baik student loan dapat menjadikan solusi untuk meningkatkan taraf pendidikan dalam negeri dan pemberian kredit yang aman bagi masyarakat.

Komentar

Postingan Populer